REPUBLIKA.CO.ID,TEPI BARAT -- Para peretas menyerang 54 situs otoritas Israel, Selasa (11/8). Serangan ini ditengarai sebagai aksi balas dendam terhadap pembakaran rumah warga Palestina yang menewaskan balita berusia 18 bulan.
Menurut kelompok Anonymous, mereka menargetkan situs pemerintahan Israel menyusul dibebaskannya semua tersangka aksi pembakaran, Senin (10/8).
Situs yang diserang yakni kantor perdana menteri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Keuangan. Mayoritas situs tidak bisa diakses selama sembilan jam.
Pada 31 Juli, Ali Dawabsheh (18 bulan) tewas setelah rumahnya di Desa Duma, dekat Nablus, Tepi Barat dibakar. Ayah Dawabsheh, meninggal di rumah sakit pada akhir pekan lalu lantaran luka bakar berat yang diderita.
Adapun ibu dan kakak Dawabsheh maih menjalani perawatan di rumah sakit dalam keadaan kritis.
Aksi serangan ini mendapat kecaman dari internasional. Palestina menyalahkan Israel karena melegalkan dan melindungi para pemukim Yahudi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim tidak akan memberikan toleransi pada pelaku. Namun janji Netanyahu baru sekedar di mulut.
Hingga kini para tersangka masih berkeliaran. Sementara sembilan orang yang sebelumnya ditengarai memiliki hubungan dalam serangan itu dibebaskan. Israel hanya menahan satu orang berdasarkan penahanan administratif.