REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Negosiasi terbaru antara Layanan Penjara Israel (IPS) dengan tahanan Palestina untuk mengakhiri ketegangan di penjara Rimon dan Nafha gagal, Selasa (11/8).
Pusat Studi Tahanan Palestina melaporkan pejabat IPS bertemu dengan pemimpin di Nafha setelah pada Senin ratusan tahanan mengumumkan aksi pembangkangan.
Dilansir dari Maan News, keputusan memberlakukan sanksi kepada tahanan merupakan tindakan politis, bukan dibuat IPS. IPS menawarkan sanksi dicabut setelah enam bulan.
Namun, tawaran itu ditolak tahanan. Mereka menuntut seluruh sanksi dicabut segera. Pusat studi tersebut menambahkan situasi masih tegang di Nafha. Tahanan di penjara lain juga melakukan pembangkangan sebagai bentuk solidaritas mereka.
Pertemuan Selasa tersebut merupakan gerakan terbaru oleh IPS sejak kekacauan merebak di penjara itu pekan lalu setelah hampir 200 tahanan memulai mogok makan.
Pada Senin, sekitar 120 tahanan yang berafiliasi dengan Fatah setuju menunda sementara pemogokan menyusul pembicaraan dengan IPS. Sekitar 560 tahanan memulai kampanye memprotes kondisi di penjara.