REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Seorang kepala desa di Filipina yang disandera kelompok garis keras ditemukan tewas terpenggal di jalan terpencil di Pulau Jolo di selatan, kata polisi, Rabu (12/8).
Rodolfo Boligao disergap pada Mei oleh kelompok Abu Sayyaf, yang terkait dengan Alqaidah di Filipina selatan. Kepala polisi Kota Maimbung tempat ditemukannya mayat tersebut, Walter Anayo mengatakan mayat Boligao yang diborgol ditemukan pada Selasa malam dan kepalanya berada di sebelahnya.
Secarik kertas dengan nama korban tertulis di atasnya, diletakkan di atas mayat.
"Tampaknya ia dipenggal di atas jalan. Mayat itu sengaja ditinggalkan di tengah jalan sehingga orang bisa menemukannya," kata kepala polisi provinsi tersebut, Inspektur Senior Mario Buyuccan.
Kelompok Abu Sayyaf menculik Boligao bersama dua petugas penjaga pantai dari kota pelabuhan Dapitan, sekitar 250 km dari Jolo pada Mei, dan meminta tebusan dengan jumlah yang tidak disebutkan. Pemerintah menolak permintaan tebusan itu dan nasib kedua penjaga pantai itu belum diketahui.
Pulau Jolo yang berada di ujung baratdaya Filipina dikenal sebagai tempat persembunyian kelompok Abu Sayyaf, yang terdiri atas beberapa ratus pria bersenjata dan didirikan pada era 1990-an dengan dana awal dari Alqaidah.
Kelompok tersebut sering melakukan penculikan untuk mendapatkan tebusan, dan jika memungkinkan menyasar orang asing. Kelompok itu telah memenggal beberapa sanderanya, termasuk warga Amerika Guillermo Sobero pada 2001.
Menurut pihak militer, saat ini kelompok tersebut masih menyandera tujuh orang. Kelompok tersebut juga dituding atas beberapa serangan teror terburuk di negara tersebut, termasuk pengeboman sebuah kapal feri di lepas pantai teluk Manila pada 2004 yang menewaskan lebih dari 100 orang.