REPUBLIKA.CO.ID, WINA-- Kesepakatan nuklir antara negara berpengaruh dan Iran rupanya masih menyisakan persoalan. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bingung bagaimana membiayai pemantauan kesepakatan nuklir Iran tersebut.
IAEA menyatakan akan melakukan pembicaraan pada 25 Agustus mendatang. "Diharapkan Dewan akan mempertimbangkan laporan Direktur Jenderal IAEA atas permintaan resolusi Dewan Keamanan 2231 dan implikasi keuangannya," kata Direktur Komunikasi IAEA, Serge Gas..
IAEA bertugas untuk melaporkan apakah Iran mengambil langkah yang diperlukan dalam mengurangi program nuklir yang disepakati 14 Juli lalu. Iran harus memperoleh konfirmasi dari IAEA jika ingin bebas dari sanksi.
IAEA memiliki anggaran tahunan sekitar 350 juta euro. Direktur Jenderal Yukiya Amano memperkirakan, tugas pemantauan baru akan menambah biaya sekitar satu juta euro sebulan.
Sejauh ini IAEA mendanai kegiatan pemantauan di Iran melalui kontribusi negara-negara anggota. Namun para diplomat mengatakan, mereka mengharapkan langkah-langkah ini untuk dimasukkan dalam anggaran rutin di masa mendatang.