REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus, Rabu (12/8). Keduanya sepakat meminta negara di kawasan untuk memerangi terorisme dan ekstremisme.
Iran merupakan sekutu dekat Assad. Teheran bahkan turun langsung untuk membela Assad melawan kelompok perlawanan.
Assad pun mengucapkan terima kasih kepada Iran atas dukungannya selama lebih dari empat tahun perang sipil yang telah menewaskan lebih dari 240 ribu orang.
"Saya meminta pada para pemain di kawasan dan negara tetangga, sekarang saatnya peduli akan kebenaran. Menjawab aspirasi rakyat Suriah dan bekerja sama melawan terorisme, ekstremisme dan sektarianisme," ujar Zarif.
Zarif tidak menjelaskan secara detail, hasil diskusi dengan Assad mengenai solusi perang. Namun ia mengatakan, diskusi di antara keduanya berjalan dengan baik.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan, rencana perdamaian Iran didasarkan atas rasa penghargaan terhadap rakyat Suriah yang memiliki hak untuk memutuskan masa depan mereka sendiri.
Zarif tiba di Damaskus setelah sebelumnya berkunjung ke Beirut. Selain bertemu dengan pejabat setempat, Zafif juga berdiskusi dengan kepala kelompok Syiah Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Sebelumnya Arab Saudi menegaskan, tidak ada tempat bagi Assad di Suriah. Saudi pun enggan berkoalisi dengan pemerintahan Assad untuk melawan ekstremisme.