Kamis 13 Aug 2015 08:17 WIB

PM Kroasia tak Bisa Konfirmasi Kematian Warganya oleh ISIS

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Kroasia Zoran Milanovic saat menghadiri konferensi pers, Rabu (12/8). Dia menyatakan tak bisa mengonfirmasi kematian warganya yang diklaim dipenggal oleh militan di Mesir yang berafiliasi dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Foto: AP Photo/Goran Stanzl
Perdana Menteri Kroasia Zoran Milanovic saat menghadiri konferensi pers, Rabu (12/8). Dia menyatakan tak bisa mengonfirmasi kematian warganya yang diklaim dipenggal oleh militan di Mesir yang berafiliasi dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

REPUBLIKA.CO.ID, ZAGREB -- Perdana Menteri Kroasia Zoran Milanovic menyatakan tak bisa mengonfirmasi kematian warganya yang diklaim dipenggal oleh militan yang berafiliasi dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Namun, ia mengaku khawatir akan kemungkinan terburuk tersebut.

Dilansir BBC News, Kamis (13/8), pascaberita pemenggalan salah satu warganya yang diculik di Mesir, Milanovic menyatakan memang ada warga Kroasia yang diculik ISIS tiga pekan lalu bernama Tomislav Salopek. Ia juga menyatakan pemerintah tak bisa 100 persen mengonfirmasi kematian Salopek.

Namun sebelumnya, pria yang bekerja di perusahaan Prancis CGG tersebut memang diculik saat bepergian sekitar 22 kilometer dari Kairo pada 22 Juli. Kelompok Provinsi Sinai yang mengklaim menculiknya mengancam akan membunuh, kecuali Mesir membebaskan sandera perempuan Muslim yang ditangkap pemerintah.

"Saya tak yakin jika kita akan mengonfirmasi berita ini dalam beberapa hari ke depan, tapi apa yang bisa kita lihat tak terlihat baik, itu terlihat sangat suram. Saya takut yang terburuk telah terjadi," ungkap Milanovic.

Milanovic juga menekankan, Kroasia tak akan mengambil bagian dalam operasi tempur melawan ISIS. Kroasia menurutnya memang bagian dari koalisi internasional melawan ISIS, tapi dalam arti politik sebagai anggota Uni Eropa dan NATO. Namun ia menyatakan negaranya tak punya rencana mengirim pasukan melawan ISIS.

Jika kematian dikonfirmasi, ini akan menjadi pertama kalinya militan di Mesir memenggal sandera Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement