Ahad 16 Aug 2015 00:55 WIB

Arkeolog Gali Tulang Belulang Korban Flu Spanyol 1918

Rep: c38/ Red: Dwi Murdaningsih
Flu
Foto: abc news
Flu

REPUBLIKA.CO.ID, SCHUYLKILL HAVEN – Arkeolog forensik mulai menggali tanggul jalan raya di Pennsylvania timur, Jumat (14/8) kemarin. Mereka mencari lebih banyak sisa tulang belulang yang diyakini korban pandemi flu Spanyol tahun 1918.

“Ada rumor yang menyebut sebuah kuburan massal ada di sini,” kata Inspektur PennDOT, Bob Rescorla, dilansir dari Thomson Reuters Foundation, Sabtu (15/8).

Ia merujuk pada lokasi sepanjang State Highway di Schuylkill Haven, sekitar 100 mil dari barat laut Philadelphia. Sebelumnya, pekerja PennDOT (Departemen Jalan Raya Negara) menggali tanggul untuk proyek pelebaran jalan, awal pekan ini. Hujan lebat menyebabkan lokasi galian runtuh dan memperlihatkan keberadaan tulang belulang.

Menurut Rescorla, lokasi itu kemungkinan dijadikan situs pemakaman dadakan para korban pandemi flu Spanyol. Kepada Reuters, arkeolog Kevin Mock, mengaku bisa melihat tulang kaki dan bagian dari tulang rahang yang menonjol dari atas tanggul.  Tidak ada peti mati menutup sisa-sisa rangka.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Mercyhurst di Erie, Pennsylvania tiba di lokasi pada hari Jumat sore bersama Kantor Schuylkill County Coroner. Tim tidak menggali seluruh bidang jalan, tetapi hanya bagian tertentu di lokasi jalan yang menampakkan sisa artefak.

Tulang belulang itu rencananya akan dibawa ke Mercyhurst University untuk pemeriksaan medis. Anggota tim Dr. David Moylan mengatakan, mereka kemudian akan dikremasi dan dimakamkan dengan layak.

Flu Spanyol 1918-1920 merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. Wabah ini menyentuh berbagai belahan dunia dan membunuh puluhan juta orang. Flu tersebut bisa membunuh dengan cepat, kadang-kadang dalam waktu kurang dari satu hari. Surat kabar Pottsville Republican-Herald melaporkan, sekitar 17 ribu warga di Schuylkill County turut terjangkiti pandemi mematikan ini. Beberapa ribu di antaranya meninggal selama pandemi, sementara tiga ribu anak-anak menjadi yatim piatu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement