Ahad 16 Aug 2015 14:50 WIB

Abadi Perintahkan Investigasi Komandan Irak yang Kabur Saat Perang

Tentara Irak dan kelompok syiah bersenjata di kota Ramadi, Irak.
Foto: AP
Tentara Irak dan kelompok syiah bersenjata di kota Ramadi, Irak.

REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi, Ahad (16/8), menyetujui penyelidikan terhadap komandan militer Irak yang meninggalkan posisinya saat pertempuran dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Ramadi. Komandan tersebut akan disidang di mahkamah militer.

Keputusan Abadi disampaikan di tengah proses kampanye reformasinya memerangi korupsi dan penyelewengan di tubuh pemerintahan.

Sebelumnya Menteri Pertahanan AS Ash Carter menyampaikan pernyataan pedas setelah kejatuhan Ramadi. Ia menilai kekalahan di ibu kota provinsi Anbar itu disebabkan karena lemahnya daya juang tentara Irak.

Padahal, para tentara itu memiliki jumlah personel tak sedikit, dan bantuan senjata dari AS. 

Kejatuhan Ramadi pada Mei 2015 memberikan pukulan telak bagi Pemerintah Irak dan Koalisi AS. Kekalahan itu merupakan langkah mundur setelah sebelumnya mereka berhasil memukul ISIS dari Tikrit. 

Pemerintah Irak kini tengah melancarkan operasi pembebasan Provinsi Anbar dari ISIS. Operasi melibatkan tentara, dan milisi Syiah propemerintah. AS juga membantu Irak melalui serangan udara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement