REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Mantan kepala intelijen Pakistan Hamid Gul, yang melatih pejuang Afghanistan melawan Soviet dan membantu menciptakan kelompok Taliban, meninggal pada usia 79 tahun.
Gul memimpin Antar-Dinas Intelijen (ISI) Pakistan pada 1987-1989 selama masa terakhir pendudukan Soviet di Afghanistan.
Namun, pada masa pensiunnya, ia masih terlihat sebagai sosok dengan pola pikir pendirian dan intelijen militer kuat di Pakistan.
Gul meninggal pada Sabtu (15/8) di Rumah Sakit Gabungan Militer di loka wisata bukit indah di Kota Murree, utara Islamabad, setelah menderita pendarahan otak, kata kerabat. Perdana Menteri Nawaz Sharif mengirim belasungkawa kepada keluarganya.
Menyusul penarikan Soviet dari Afghanistan pada 1989, negara itu kemudian meluncur ke dalam kekacauan. Pejuang Taliban dilatih di Pakistan secara bertahap sejak Komandan Aliansi Utara, Ahmad Shah Massoud, pahlawan nasional.
Selama masa tersebut, Gul dipertahankan kedua pihak dalam peran resminya sebagai penengah.
Gul tetap menjadi pusat perhatian setelah meninggalkan militer dan populer di kalangan kelompok-kelompok Islam garis keras untuk pandangan yang kuat tentang Pakistan yang merupakan saingan dari India dan Amerika Serikat.
India melihat Gul dengan kecurigaan mendalam karena diduga mempunyai hubungan dengan militan Kashmir yang memerangi pemerintahan New Delhi.
Sementara itu, Washington yang telah bekerja dengan Gul selama tahun 1980-an tetapi kemudian melobi PBB untuk memasukkannya ke dalam daftar teroris internasional.
Dalam wawancara dengan AFP pada Juni tahun lalu, Gul mengatakan perang akan terus berlanjut jika Afghanistan menandatangani pakta keamanan yang memungkinkan sekitar 10.000 tentara yang dipimpin AS untuk tetap di negara itu dalam peran bukan tempurnya hingga 2016.
Gul juga mengingat kunjungan terakhirnya ke Afghanistan pada Agustus 2001, ketika ia adalah kepala tamu di parade akhir yang diselenggarakan oleh pemerintah Taliban.
Kemudian Taliban digulingkan oleh invasi pimpinan AS akhir tahun itu setelah gagal menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden setelah serangan 9/11.
"Ketakukan bukan lah kebijakan. Menyerah bukan lah pilihan," tertulis di halaman muka lamannya, generalhamidgul.com.pk, dengan latar belakang standar nasional bendera Pakistan hijau dan putih bersama dengan foto Gul dalam seragam militer.
Pernyataan dari Gul sering dikutip oleh media lokal dan internasional tentang masalah berkaitan dengan Afghanistan dan India.