REPUBLIKA.CO.ID,TEPI BARAT -- Pemimpin kelompok oposisi Israel Isaac Herzog mengingatkan, Selasa (18/8), gerakan perlawanan atau intifada baru dapat pecah jika tidak ada upaya mencegahnya. Ia meminta otoritas Israel dan Palestina bekerja sama mengurangi kekerasan.
Permintaan Herzog disampaikan setelah bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud abbas di Tepi Barat. Pada hari yang sama, ratusan warga Palestina menghadiri pemakaman pria yang terbunuh tentara Israel sehari sebelumnya.
Herzog mengatakan, ia dan Abbas berdiskusi secara mendalam lebih dari satu jam. Keduanya sepakat agar situasi bisa lebih tenang sehingga mencegah gelombang intifada.
"Pertama kita sepakat agar mencegah gelombang intifada ketiga, dan kita setuju untuk mencegah itu, kita harus melawan teror secara agresif pada satu sisi, dan pendekatan diplomatik di sisi lain," ujarnya.
Situasi memanas setelah ekstremis Israel membakar rumah warga Palestina di Desa Duma, Tepi Barat, sehingga menewaskan bayi berusia 18 bulan.
Sebelumnya, Israel dan Palestina berulangkali menggelar pertemuan. Terakhir pertemuan diinisiasi oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Namun perundingan tak kunjung menghasilkan kesepakatan.
"Kita harus tetap menghidupkan pembicaran, dan melakukan upaya kembali," ujar Herzog.