REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Selasa (18/8) bertemu dengan pemimpin oposisi Israel, Isaac Herzog, di Tepi Barat Sungai Jordan, dan menekankan komitmen pada proses perdamaian, kata seorang pejabat senior Palestina.
Mohamed El-Madani, anggota Partai Fatah --pimpinan Abbas-- dan orang yang bertugas menghubungi masyarakat Israel, mengatakan kepada Xinhua bahwa pertemuan tersebut diselenggarakan atas permintaan Herzog secara pribadi.
"Pertemuan tersebut tidak meliputi sesuatu yang baru yang berkaitan dengan jalur proses perdmaian Palestina-Israel --yang beku," kata El-Madani, sebagaimana dikutip Xinhua, Rabu pagi. Ia menambahkan rakyat Palestina masih berkomitmen pada perdamaian.
Pembicaraan perdamaian yang diperantarai AS itu, antara Palestina dan Israel, telah macet sejak April 2014.
Sementara itu Presiden Abbas mengatakan komitmen Palestina pada proses perdamaian dilandasai atas pelaksanaan resolusi internasional, demikian laporan kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Abbas juga mengatakan Palestina sangat mengharapkan proses perdamaian yang mengarah kepada berdirinya Negara Palestina merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
"Perlu bagi masing-masing pihak untuk melaksanakan komitmen tersebut dan melanjutkan perundingan serius dengan dasar diakhirinya pendudukan dan dicapainya perdamaian di wilayah ini," kata Abbas.
Ketegangan di Tepi Barat telah meningkat sejak serangan pembakaran oleh pemukim ekstremis Yahudi pada 31 Juli terhadap satu rumah warga Palestina sehingga menewaskan seorang bayi dan ayahnya serta membuat ibu dan kakak bayi tersebut menderita luka parah.
Kementerian Urusan Luar Negeri di Pemerintah Otonomi Nasional Palestina mengumumkan kementerian itu sedang menyiapkan dokumen untuk dibawa ke Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag, Belanda, untuk menghukum Israel karena menghukum mati orang Palestina tanpa proses pengadilan.