REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Saudi Arabia melaporkan kembali kasus baru Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS), Selasa (18/8). Kementerian Kesehatan Saudi Arabia mengonfirmasi 58 kasus baru MERS sejak awal Agustus lalu.
Jumlah infeksi tersebut tertinggi sejak Februari 2015. Sebanyak 10 kasus baru tercatat pada Selasa (18/8) menunjukkan lonjakan besar sejak Mei 2014. Bulan tersebut adalah bulan dengan jumlah infeksi terbesar sebesar 210.
Sebagian besar kasus baru ini berasal dari Riyadh dan menginfeksi pekerja medis. King Abdulaziz Medical City, kelompok rumah sakit yang dimiliki oleh Pasukan Nasional Saudi Arabia telah memperingatkan departemen darurat atas kenaikan kasus ini.
Meski tidak mudah bertransmisi antarmanusia, penyakit ini memiliki tingkat kematian tinggi. Sebanyak 480 orang dari 1.115 korban terinfeksi di Saudi Arabia meninggal sejak 2012. MERS pertama kali teridentifikasi pada 2012 di Saudi Arabia.