Rabu 19 Aug 2015 15:20 WIB

Wabah Tifus Serang Pengungsi Palestina di Suriah

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Pengungsi Palestina/ilustrasi
Foto: guardian.co.uk
Pengungsi Palestina/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Palestina (UNRWA) mengatakan wabah tifus menyerang kalangan warga sipil di kamp pengungsi Palestina di Damaskus, Suriah. Setidaknya enam kasus tifus yang dikonfirmasi.

Juru bicara UNRWA Christopher Gunness mengatakan, sejak 8 Juni pihaknya membentuk titik posko kesehatan. Dalam sebuah laporan situasi tenaga medis UNRWA, 211 konsultasi mengonfirmasi enam kasus tifoid. Badan pengungsi ini juga mencatat laporan wabah tipus terjadi tak hanya di Yarmouk, melainkan juga Yalda, Babila dan Beit Sahem.

UNRWA mengatakan meski memiliki wewenang untuk memberikan bantuan kesehatan. Namun, pasokan air, sanitasi dan kebersihan untuk masyarakat jumlahnya terbatas.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, tifoid adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan bakteri Salmonella typhi yang tersebar dengan makan makanan atau air minum yang terkontaminasi. Biasanya dapat diobati dengan antibiotik, tetapi dapat berakibat fatal dalam beberapa kasus yang tidak mendapat penanganan.

Komisaris Jenderal UNRWA Pierre Krahenbuhl mengatakan sebelum perang Suriah dimulai pada 2011 ada 160 ribu orang Palestina di kamp Yarmouk. Sebelum ekstremis Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masuk kamp, pada awal April ada 18 ribu pengungsi, tapi ia mengatakan beberapa ribu melarikan diri. Sejak itu PBB belum memiliki akses.

"Prioritas UNRWA tetap pengiriman bantuan kemanusiaan untuk warga sipil di Yarmouk itu sendiri. Tidak pernah memiliki keharusan untuk akses kemanusiaan berkelanjutan yang lebih besar,’’ ujarnya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (19/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement