Jumat 21 Aug 2015 13:34 WIB

Meksiko Bebaskan 54 Pekerja Anak

Pekerja anak di perkebunan Meksiko (ilustrasi)
Foto: amigos805
Pekerja anak di perkebunan Meksiko (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TORREON -- Pihak berwenang di Meksiko membebaskan 54 anak yang dipaksa bekerja dengan jam kerja yang panjang serta kondisi buruk di suatu pertanian, Kamis (20/8).

Polisi menangkap tiga orang yang dituduh memanfaatkan mereka. Anak-anak dan remaja itu diselamatkan dari pertanian Prokarne di negara bagian Coahuila yang terletak di wilayah utara Meksiko, tempat mereka bekerja sebagai pemetik sayur dengan jam kerja sembilan jam sehari.

Anak-anak di bawah umur itu berusia antara delapan hingga 17 tahun, kata pemerintah daerah setempat. Tiga orang tersangka berusia 36, 39 dan 50 tahun telah ditangkap atas keterlibatan mereka dalam pelanggaran ketenagakerjaan.

Para pekerja anak itu diupah 100 peso atau sekitar enam dolar AS (setara Rp 80 ribu) untuk satu hari kerja yang lama dan dipaksa bekerja juga pada Sabtu dan Ahad. Mereka hanya mendapat libur setengah hari pada Ahad.

Selama bekerja mereka mendapat dua kali makan, yaitu pada siang dan sore hari serta mendapat minum air garam selama jam kerja dan kembali beristirahat di atas alas tidur di lantai dengan atap pelindung.

Pekerja anak itu diperoleh melalui iklan kemudian dibawa ke kota industri Ramoz Arizpe yang terletak 280 km dari perbatasan Amerika Serikat. Setelah diselamatkan, mereka dikirim ke rumah penampungan milik pemerintah.

Menurut data resmi, terdapat sekitar dua juta pekerja pertanian di Meksiko, negara berpenduduk 118 juta jiwa yang sebagian besar bekerja dalam suasana setengah perbudakan, tanpa kontrak dan jaminan sosial.

Banyak yang dipaksa bekerja keras lebih dari 10 jam sehari dan menerima upah antara empat-tujuh dolar sehari (kurang dari Rp 100 ribu). Pada Maret, sekitar 30 ribu pekerja pertanian yang miskin di lembah San Quintin negara bagian Baja California, melakukan aksi protes mengenai kondisi kerja mereka yang tidak adil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement