REPUBLIKA.CO.ID, NORTHERN TERRITORY -- Seorang perempuan Aborigin berhasil mengatasi masalah bunuh diri di komunitasnya dari yang tertinggi di dunia hingga ke nol kasus.
Semua itu dilakukan seorang diri hanya dengan secara sukarela menjadi teman curhat bagi siapa saja yang memiliki masalah.
Gayili Yunupingu adalah anggota dari komunitas warga Aborigin Gunyangara di Galupa, Nhulunbuy, Northern Territory (NT).
Ia hadir sebagai pembicara pada acara peluncuran program Pencegahan Kasus Bunuh Diri bagi warga Aborigin dan Torres Strait Islander yang bertujuan menekankan upaya pencegahan kasus bunuh diri melalui cara-cara yang peka dengan kebudayaan warga Aborijin.
"Komunitas saya memiliki angka bunuh diri tertinggi, setiap pekan, setiap bulan, setiap tahun. Suatu hari saya dan saudara laki-laki dan perempuan saya berkata 'cukup sudah!’," katanya.
Sejak itu, Gayili Yunupingu secara sukarela menyediakan waktu 24 jam setiap hari untuk merespon telepon meminta bantuan dari orang-orang yang berniat melakukan bunuh diri dan orang yang mereka cintai
Selama dua tahun terakhir, tidak ada satupun kasus bunuh diri yang tercatat di komunitanya yang berada di pedalaman NT. Saudara iparnya, Sharon Yunupingu mengatakan semua warga di komunitasnya tahu Gayili Yunupingu adalah orang yang harus mereka hubungi pertama kali jika mereka menemui gejala dari masalah bunuh diri.
"Jika ada masalah dan orang mengkhawatirkan kondisi seseorang di lingkungannya maka mereka pasti akan menelpon Gayili. Beberapa orang kerabatnya juga berpatroli di malam hari sehingga mereka bisa berjaga-jaga. Gayili kemudian berusaha mendatangi warga yang bermasalah itu dan kemudian membantunya mengatasi masalah dan keinginannya untuk bunuh diri,” tuturnya.
Sharon Yunupingu mengatakan kunci dari kesuksesan saudaranya dalam mengatasi masalah bunuh diri ini adalah kepedulian.
"Orang akan merasa ada seseorang di luar sana yang peduli terhadapnya,” katanya.
Program pencegahan bunuh diri oleh lembaga Wesley Mission ini diluncurkan sebagai upaya mengurangi angka kasus bunuh diri di kalangan masyarakat Aborigin yang rata-rata kasusnya meningkat dua kali lipat dibandingkan keseluruhan populasi penduduk di Australia,
Berdasarkan data statistik, rata-rata kasus bunuh diri menjadi penyebab dari 5.2 persen kematian di kalangan penduduk Aborigin setiap tahunnya dari 2009 hingga 2013.
Direktur Eksekutif Wesley Mission, Keith Garner mengatakan pendidikan mengenai bunuh diri perlu dilakukan melalui pendekatan yang peka dengan kebudayaan masyarakat adat.
"Pendekatan itu harus berasal dari dalam masyarakat adat sendiri yang yang orang mampu membentuk jaring khas yang merupakan bagian dari mereka sendiri. Hal semacam ini yang pas dan bisa berjalan di komunitas masyarakat adat Aborijin,” katanya.