REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan siap merespons provokasi lebih lanjut dari Korea Utara. Hal itu ditegaskan oleh kantor kepresidenan, setelah Korsel tak menggubris permintaan Korut untuk menghentikan propaganda anti-Pyongyang.
Ketegangan di Semenanjung Korea semakin meningkat setelah kedua negara saling melepaskan artileri pada Kamis lalu. Korut pun meminta agar Korsel menghentikan propaganda anti-Pyongyang atau akan menghadapi serangan militer.
"Gedung Biru (Istana Kepresidenan) terus memantau situasi, dan siap merespons dengan tegas setiap bentuk provokasi," ujar juru bicara Gedung Biru kepada Reuters.
Sumber militer mengatakan kepada kantor berita Korsel Yonhap, Sabtu (22/8), terdapat tanda militer Korut akan menyerang pengeras suara di dekat perbatasan.
Korea utara dan Korea Selatan secara teknis masih dalam keadaan perang setelah konflik 1950-1953. Perang hanya diakhiri kepercayaan bukan kesepakatan.
Pengamat Korea dari Universitas Johns Hopkins Washington Joel Wit mengatakan, situasi semakin memburuk karena minimnya kontak di antara keduanya.