Senin 24 Aug 2015 10:48 WIB

Korsel Minta Korut Minta Maaf

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Angga Indrawan
 Personil tentara Korea Selatan berpatroli di jermbatan penghubung Korea Selatan dan Korea Utara di desa perbatasan Panmunjom, Peju, Korsel, Sabtu (22/8). (AP/Ahn Young-joon)
Personil tentara Korea Selatan berpatroli di jermbatan penghubung Korea Selatan dan Korea Utara di desa perbatasan Panmunjom, Peju, Korsel, Sabtu (22/8). (AP/Ahn Young-joon)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan berjanji akan menghentikan siaran di perbatasan jika Korea Utara meminta maaf, Senin (24/8). Hal tersebut dikemukakan oleh Presiden Korsel, Park Geun-hye di tengah ketegangan kedua negara dan pembicaraan yang buntu.

Park mengatakan Korsel berhak meminta hal tersebut setelah dua tentaranya terluka karena ranjau darat di perbatasan. "Kami butuh permintaan maaf yang jelas untuk mencegah kembali kambuhnya provokasi dan ketegangan seperti ini," kata Park dalam pernyataan.

Jika tidak, maka Korsel akan terus melanjutkan siaran propaganda. Pada 2004, Korut dan Korsel sepakat untuk menghentikan aktifitas propaganda satu sama lain di perbatasan. Namun siaran kembali dilanjutkan oleh Korsel dalam beberapa hari lalu ketika dua tentaranya terluka.

Hal ini memicu Korut menembakan rudal yang dibalas juga oleh Korsel dengan menembakan artileri. Sebagai respon, Korut menyiagakan semua pasukannya dalam posisi siap perang dan mengancam akan menyerang jika Korsel tak hentikan siaran propaganda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement