REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Kepala kepolisian Thailand mengatakan, Senin (24/8), penyelidikan ledakan bom pekan lalu terhambat oleh rusaknya kamera keamanan dan kurangnya peralatan. Mereka juga tak yakin pelaku utama masih berada di Thailand.
Kepala Kepolisian Nasional Thailand Somyot Poompanmoung mengatakan, kini tim dari kepolisian sedang mencoba memecahkan potongan teka-teki. Petugas harus menggunakan imajinasi mengingat banyaknya kamera keamanan yang rusak.
Menurut Somyot beberapa kamera CCTV menangkap gambar dengan baik sementara sejumlah lainnya rusak.
"Kadang ada 20 kamera di jalan tapi hanya lima yang bekerja. Kami harus membuang waktu untuk menempatkan potongan-potongan itu bersama," kata Somyot.
Kepolisian menurutnya juga meragukan keberadaan pelaku utama yang masih berada di dalam Thailand. Menurutnya polisi memerlukan beberapa keberuntungan untuk melacak keberadaan tersangka.
"Anda ingin kebenaran? Kami tak tahu apakah tersangka masih di Thailand tapi saya harus menganggap dia masih, karena kita tak punya informasi yang mengatakan ia (pelaku) pergi," ujarnya.
Somyot menambahkan pada Ahad (23/8), kepolisian Thailand juga kekurangan peralatan modern untuk melakukan penyelidikan. Mereka pun sedang mencari bantuan asing untuk menyelesaikan masalah ini.
Pemboman terjadi pada Senin (17/8), di Kuil Erawan di pusat kota Bangkok. Insiden menewaskan 20 orang dan membuat 120 lainnya luka-luka.