REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Angela Merkel pada Senin (24/8) mengutuk unjuk rasa keras terhadap pengungsi, yang meledak pada akhir pekan lalu di Jerman timur, dengan menyalahkan pegaris keras sayap kanan, yang menyebarkan pesan menjijikkan berisi kebencian.
Lebih dari 30 polisi terluka dalam bentrokan di kota Heidenau, dekat Dresden, pada Sabtu pagi, setelah gerombolan beberapa ratus orang, banyak dari mereka mabuk, mulai melempari petugas dengan botol dan kembang api. Beberapa dari mereka berteriak "Heil Hitler".
Jerman, yang memperkirakan jumlah pencari suaka berlipat empat hingga sekitar 800.000 orang pada tahun ini, mengalami puluhan pembakaran atas tempat penampungan suaka dalam beberapa bulan belakangan. Tapi, kekerasan di Heidenau, yang berlanjut pada Sabtu dan Minggu malam, itu belum pernah terjadi sebelumnya.
Sigmar Gabriel, wakil kanselir dan menteri ekonomi, datang ke kota berpenduduk 16.000 orang itu pada Senin, bertemu dengan walikotanya dan berbicara dengan penduduk setempat. "Banyak orang khawatir kehidupan mereka berubah karena pengungsi, bahwa tinggal di sini akan menjadi kurang aman," kata Gabriel.
"Tapi harus jelas bahwa kita tidak memberikan satu milimeter pun kepada gerombolan kanan keras itu," tambahnya, "Mereka tidak ada hubungan dengan Jerman. Ini bukan Jerman yang kita inginkan."
Merkel, melalui juru bicaranya, Steffen Seibert, mengatakan adalah menjijikkan bagaimana sayap kanan keras dan Nazi baru menyebarkan pesan kebencian mereka di dekat tempat penampungan di Heidenau, tempat sekitar 250 pengungsi tiba pada Jumat malam. "Kanselir dan seluruh pemerintah sangat mengutuk kekerasan dan suasana garang terhadap orang asing di sana," kata Seibert.
Di lamannya, Heidenau menggambarkan diri sebagai kota ramah di sungai Elbe. Video hubungan masyarakat di Youtube menunjukkan kota ideal bersuasana keluarga, dengan anak-anak bernyanyi di taman bunga dan saling memercikkan air dari air mancur. Tapi, Heidenau terletak di daerah pemilihan tempat Partai Demokrat Nasional kanan keras (NPD) meraih 8,7 persen dari suara dalam pemilihan umum negara bagian pada tahun lalu. Itu angka tertinggi ketiga NPD di seluruh Saxony, negara bagian timur berpenduduk empat juta orang dan berbatasan dengan Polandia dan Ceko.
Walikota Juergen Opitz, anggota partai kolot Merkel, Persatuan Demokratik Kristen (CDU), menggambarkan pengunjuk rasa itu persekutuan jahat unsur kanan keras Heidenau dengan "pelancong Nazi", yang melakukan perjalanan dari bagian lain Saxony untuk membuat masalah di mana pun pusat suaka didirikan. Banyak dari pengungsi di Jerman itu lari dari kekerasan di negara, seperti, Suriah, Irak dan Eritrea, tapi lebih dari sepertiga dari negara Eropa tenggara, seperti, Albania dan Serbia.