REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Enam menteri dari Hizbullah dan sekutu keluar dari pertemuan kabinet Lebanon yang membahas masalah sampah. Pertemuan kabinet tersebut akhirnya gagal menghasilkan solusi.
Masalah sampah, dan buruknya layanan publik menjadi isu nasional Lebanon. Beberapa hari lalu, ribuan demonstran turun ke jalan mengecam menumpuknya sampah di jalan. Mereka juga menentang beragam korupsi di tubuh pemerintah.
Perdana Menteri Tammam Salam mendesak digelarnya pertemuan setelah demonstrasi berakhir ricuh, dan menewaskan satu orang.
Menteri Luar Negeri Gibran Bassil, sekutu Hizbullah, mengatakan, ia menarik diri dari pertemuan itu karena ada sandiwara dalam isu sampah ini. Ia tidak menyebut secara detail.
Lebanon kini terlilit utang cukup besar. Sejumlah layanan publik pun berjalan buruk karena keterbatasan anggaran.
Menyusul sejumlah menteri walk out, kabinet secara bulat menolak pemenang tender pemungutan sampah yang sebelumnya ditunjung menteri lingkungan. Anggota kabinet menentang karena anggaran pengumutan sampah itu terlalu besar.