REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ahli Panel PBB mengatakan, perusahaan negara senjata Cina telah menjual senjatanya lebih dari 20 juta dolar AS ke Sudan Selatan tahun lalu.
Penjualan senjata itu dilakukan beberapa bulan setelah dimulainnya konflik internal mematikan.
Berdasarkan laporan, China North Industries Corp menjual senjata ke Sudan Selatan berupa 100 misil peluncur antitank, 1.200 misil, 2.400 granat peluncur, 2.400 senjata otomatis, dan 24 juta putaran amunisi.
Sudan Selatan terlibat perang saudara sejak Desember 2013. Pertempuran terjadi antara pemberontak pimpinan mantan wakil presiden Riek Machar dan pasukan pemerintahan Salva Kiir. Konflik semakin hebat, karena kedua pimpinan berasal dari dua etnis berbeda.
Dewan Keamanan PBB saat ini sedang mempertimbangkan draf resolusi yang diajukan AS untuk menjatuhkan embargo senjata jika pemerintah gagal menandatangani perjanjian.
Presiden Salva Kiir menolak menandatangani pernjanjian pekan lalu. Namun, juru bicara kepresidenan mengatakan, Kiir diperkirakan akan menandatangani kesepakatan itu pada Rabu ini saat pertemuan regional.