REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah sumber Amerika Serikat (AS), Rabu (26/8) mengatakan, seorang peretas (hacker) Inggris yang menjadi ahli siber untuk kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tewas akibat serangan pesawat tanpa awak (drone) AS.
Sumber tersebut menunjukkan bahwa Departemen Pertahanan AS kemungkinan terlibat dalam serangan drone yang menewaskan hacker Inggris, Junaid Hussain (21 tahun), yang merupakan mantan warga Birmingham, Inggris. Sebuah laporan CSO Online mengatakan penembakan berlangsung pada Selasa (25/8) di dekat Raqqa, Suriah.
AS dan sumber-sumber pemerintah Eropa kepada Reuters awal tahun ini mengatakan bahwa mereka percaya Hussain adalah pemimpin CyberCaliphate, sebuah kelompok hacker yang pada Januari lalu menyerang akun Twitter milik Pentagon. Meskipun sumber ini mengatakan mereka tidak tahu apakah Hussain secara pribadi terlibat.
Sementara sumber AS lainnya mengaku yakin Hussain tewas dalam serangan itu. Seamus Hughes yang merupakan mantan pejabat ahli kontraterorisme AS mengatakan bahwa laporan kematian Hussain dari akun twitter terkait ISIS tidak menentukan apakah informasi ini akurat. ‘’Ini bisa menjadi upaya bersama untuk menipu,’’ katanya.
Ahli keamanan siber mengatakan mereka percaya bahwa Hussain dan hacker lain yang bekerja untuk ISIS tidak memiliki keterampilan cukup untuk memulai serangan serius seperti orang yang bisa mematikan jaringan komputer.
"Dia bukan ancaman serius. Dia kemungkinan besar hacker yang mengganggu," kata wakil presiden perusahaan cybersecurity CrowdStrike, Adam Meyers.
Hussain baru-baru telah menjadi target pencarian AS. Namun, sumber AS membantah laporan berita Inggris bahwa menjadi target serangan drone nomor tiga.