REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Daging sapi beku dari Australia mulai memasuki pasar online di China, dengan penandatanganan perjanjian di akhir pekan.
Perusahaan bernama Sanger Australia sebagai bagian dari perusahaan pemrosesan daging sapi Bindaree Beef mencapai kesepakatan dengan JD.com, salah satu perusahaan penjualan online terbesar di China.
JD.com ini mengatakan sudah memiliki pasar lebih dari 100 juta konsumen.
Perjanjian ini tercapai di tengah protes dari serikat buruh di Australia terhadap Perjanjian Perdagangan Bebas China Australia.
Serikat buruh dan juga Partai Oposisi, Partai Buruh memprotes bahwa pernjanjian tersebut akan membuat China membawa buruh murah untuk proyek investasi bernilai lebih dari $ 150 juta.
Direktur eksekutif Sanger yang baru James Campbell ikut bersama dengan Menteri Perdagangan Andrew Robb menandatangani perjanjian di China.
"Kami melihat adanya permintaan besar akan impor makanan segar dari Australia, dan kami senang bisa bekerja sama dengan Sanger Australia untuk membawa produk sapi kelas dunia bagi lebi dari 100 juta konsumen di China." kata wakil presiden JD.com, Carol Fung.
Menurut laporan yang dibuat oleh McKinsey di tahun 2015, 40 persen konsumen China membeli makanan lewat internet, dengan nilai penjualan sekitar $41 miliar dan penjualan naik 50 persen tahun lalu.