REPUBLIKA.CO.ID, LUKSEMBURG – Menteri dalam negeri negara Uni Eropa akan mengadakan pembicaraan darurat menyangkut krisis migran Timur Tengah. Pertemuan akan digelar di Brussels pada 14 September 2015.
Pemerintah Luksemburg mengatakan, menteri dalam negeri di Uni Eropa akan mengadakan pembicaraan darurat mengenai krisis pengungsi Timur Tengah dan Afrika Utara. Hal ini menyusul meningkatnya jumlah migran yang datang ke Benua Biru.
"Fenomena migrasi di luar baru-baru ini telah mengambil proporsi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata pemerintah Luksemburg yang memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa
Utusan Thomas de Maiziere dari Jerman, Theresa May dari Inggris, dan Bernard Cazeneuve dari Prancis mengadakan pembicaraan khusus tentang masalah migran akhir pekan lalu. Ketiga perwakilan menggarisbawahi perlunya mengambil tindakan segera untuk menangani tantangan dari masuknya migran.
Saat ini, jumlah pengungsi di perbatasan Uni Eropa mencapai hampir 340 ribu orang selama tujuh bulan pertama 2015. Jumlah ini naik dari 123.500 jiwa pada periode yang sama pada 2014.
Tidak semua negara Uni Eropa satu suara menyikapi kehadiran migran. Kelompok hak asasi manusia mengatakan, perubahan undang-undang suaka oleh Pemerintah Hungaria akan mendorong lebih banyak penyelundupan manusia.