Selasa 01 Sep 2015 03:13 WIB

Virus Ebola Kembali Hantui Sierra Leone

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Indah Wulandari
Deteksi Penyakit Digital telah digunakan untuk mengumpulkan data tentang wabah Ebola di Afrika Barat
Foto: Katherine Mueller/IFRC
Deteksi Penyakit Digital telah digunakan untuk mengumpulkan data tentang wabah Ebola di Afrika Barat

REPUBLIKA.CO.ID,FREETOWN -- Distrik Kambia di Sierra Leone tengah diteliti atas kasus Ebola yang kembali muncul. Kasus ini muncul kurang dari sepekan setelah pasien terakhir keluar dari rumah sakit.

Juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan, setelah sumber penularan ditemukan dan kontak ditelusuri, percobaan vaksinasi juga akan mulai dilakukan di utara wilayah Sierra Leone.

"Ini adalah langkah mundur dan kekecewaan, tapi itu bukan kejutan karena (wilayah ini) dekat dengan perbatasan Guinea," katanya.

Ia menambahkan, di Guinea, kasus Ebola masih ada, namun penularan lebih lanjut dapat dihentikan.

Koordinator teknis badan kesehatan dunia WHO Margarette Lamunu mengatakan, Sampel dari mayat seorang wanita berusia 67 tahun yang diambil WHO terbukti positif Ebola.

Wanita tersebut meninggal dan dimakamkan pada 29 Agustus lalu. Namun, ia sempat dirawat di rumahnya di desa Kafta, sehingga lebih banyak kasus Ebola mungkin terjadi.

Liberia pun memiliki situasi yang sama. Sebuah sampel dari mayat pada akhir Juni terbukti positif. Padahal negara itu dinyatakan bebas Ebola pada Mei. Namun Liberia mungkin saja dinyatakan bebas dari transmisi Ebola pekan ini.

Pekan lalu, pihak berwenang memutuskan untuk memperpanjang percobaan vaksin dari Guinea ke Sierra Leone. Percobaan VSV-EBOV dikembangkan oleh Kanada dan berlisensi Merck.

The Associated Press melansir, para ahli menargetkan kontak dari orang terinfeksi dan kontak dari yang kontak tersebut untuk menciptakan zona penyangga untuk mencegah penyebarannya.

Wabah Ebola merupakan yang terburuk dalam sejarah. Wabah itu telah menewaskan hampir 4.000 orang di Sierra Leone dan lebih dari 11.300 orang di seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement