Selasa 01 Sep 2015 12:56 WIB

20 Ribu Demonstran di Austria Protes Perlakuan Imigran

Demonstran di Wina, Austria membawa spanduk yang menyuarakan dukungan dan solidaritas bagi pengungsi, Senin (31/8).
Foto: guardian
Demonstran di Wina, Austria membawa spanduk yang menyuarakan dukungan dan solidaritas bagi pengungsi, Senin (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Sekitar 20 ribu orang turun ke jalan-jalan di Wina pada Senin (31/8)) untuk memprotes perlakuan buruk terhadap para imigran.

Protes menyusul penemuan 71 mayat pengungsi di sebuah truk yang ditinggalkan pekan lalu.

Memegang spanduk besar bertuliskan "Menyambut Pengungsi" dan "Saya tidak ingin Eropa menjadi kuburan massal", demonstran dari segala usia berkumpul di stasiun kereta api kota Westbahnhof sebelum menuju ke jalan raya pusat perbelanjaan.

Sebagian besar jalanan di pusat kota telah ditutup untuk pawai tersebut.

Saat mereka berjalan perlahan-lahan melewati ibu kota, para pengunjuk rasa menyanyikan lagu-lagu pop Austria tentang cinta dan solidaritas dan mendapat tepuk tangan spontan dari para warga yang menonton.

Di antara mereka yang ikut dalam aksi protes itu adalah para orang tua yang memanggul anaknya di bahu, sementara polisi menonton dari pinggir jalan dengan mengempit helm di bawah lengan mereka.

Para demonstran yang banyak berpakaian putih itu berkumpul di depan gedung parlemen di mana mereka menyalakan lautan lilin. Mereka menyampaikan pidato di depan kerumunan massa.

Penyelanggara protes tersebut Nadia Rida menuduh Eropa melakukan kesalahan politik dan perlakuan tidak manusiawi terhadap pengungsi.

"Lihat berapa banyak kita, kita juga dapat bergerak untuk hal tersebut," katanya dalam sebuah pidato yang emosional.

Pihak berwenang memuji sifat tenang para demonstran setelah selesai melakukan aksinya pada pukul 19.30 GMT. "Tidak ada insiden satu pun ," kata juru bicara kepolisian Patrick Maierhofer.

Pawai tersebut berlangsung bersamaan dengan diadakannya upacara kematian di Katedral St Stephen.

"Kami sudah muak, cukup sudah kematian, penderitaan, dan penganiayaan," kata Uskup Agung Wina, Kardinal Christoph Schoenborn kepada umat, termasuk anggota senior pemerintah.

Ia mengatakan terlalu mengerikan apabila mengingat nasib para imigran di dalam truk, empat di antaranya adalah anak-anak. Para migran tersebut ditemukan dalam truk berpendingin di sebuah jalan tol di dekat perbatasan dengan Hungaria, dalam keadaan meninggal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement