REPUBLIKA.CO.ID, TOBRUK -- Pemerintah Libya di Tobruk melarang warga Yaman, Iran, dan Pakistan untuk memasuki negara itu. Menurut militer, kebijakan ini sebelumnya juga telah diberlakukan untuk warga Sudan, Bangladesh, Palestina, dan Suriah.
Komandan Militer Khalifa Aftar yang beraliansi dengan Perdana Menteri Abullah al-Thinni telah menandatangani putusan tersebut dengan mempertimbangkan situiasi dan stabilitas keamanan.
Seperti dikutip Al-Arabiya, larangan ini sepertinya tidak berlaku untuk seluruh Libya. Pasalnya, pemerintahan Thinni tidak memiliki kuasa atas Ibu Kota Tripoli yang dikuasai milisi Libya Dawn.
Larangan tersebut hanya bisa diberlakukan di Bandara Tobruk dan Labraq yang berada di sebelah timur.
Haftar sebelumnya berulangkali menuding warga Sudan, Palestina, dan Suriah telah bergabung dengan kelompok Anshar al-Asharia, dan milisi yang menentang pemerintahan Tobruk. Ia juga menuduh hal sama kepada negara Yaman.
Pada September 2014, Thinni mengatakan, Sudan berupaya mengirimkan senjata dan amunisi ke pemerintahan di Tripoli. Khartoum membantah tudingan itu.