REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Ribuan migran kembali tiba di daratan Yunani, Selasa (2/9) malam waktu setempat. Dua kapal yang mengangkut lebih dari 4.200 orang tiba di pelabuhan Piraeus, dekat Athena, Yunani.
Badan pengawasan perbatasan Uni Eropa, Frontex mengatakan sekitar 23 ribu migran tiba di Yunani pekan lalu. Jumlah ini meningkat 50 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
Secara total, lebih dari 160 ribu orang telah tiba di Yunani pada tahun ini. Jumlah itu sudah lebihi dari tahun lalu.
Pemerintah Yunani mengatakan, mereka tidak memiliki sumber daya untuk menangani pendatang. Apalagi, Yunani saat ini masih diterpa kesulitasn ekonomi.
Kelompok bantuan kemanusiaan mengatakan, pemerintah harus tetap melakukan upaya lebih untuk menangani para migran.
Pada Selasa, Presiden Yunani Prokopis Pavlopoulos menghubungi Presiden Prancis Francois Hollande dan meminta situasi yang dihadapi negaranya dibahas di tingkat Eropa.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan krisis migran akan lebih menantang dibandingkan Yunani dan stabilitas euro.
Di bawah aturan Uni Eropa yang dikenal Peraturan Dublin, pengungsi seharusnya mencari suaka di negara pertama mereka masuk kawasan Uni Eropa.
Pemerintah Jerman mengatakan, aturan Dublin akan memungkinkan warga Suriah yang tiba dari negara-negara Uni Eropa untuk mengajukan permohonan suaka. Jerman menegaskan Peraturan Dublin belum ditangguhkan.
"Aturan Dublin masih berlaku dan kami berharap negara-negara anggota Eropa menerima mereka," kata seorang juru bicara kementerian dalam negeri seperti dikutip BBC, Rabu (2/9).
Italia dan Yunani yang menjadi pintu gerbang utama migran mengaku tidak bisa mengatasi banyaknya pengungsi yang masuk. Pada Senin, Hungaria melarang migran naik kereta di Stasiun Keleti di Budapest, Hungaria. Para migran hendak menuju Jerman dan Austria.