REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Ratusan migran yang terkatung-katung di stasiun kereta api Keleti, Budapest, Hungaria protes. Pasalnya, otoritas setempat masih mencegah mereka bepergian ke negara lain.
Para pengungsi, Rabu (2/9) mulai berteriak "kebebasan, kebebasan" dan meminta petugas untuk membiarkan mereka menaiki kereta. Otoritas Hungaria mengatakan, mereka akan mencegah penumpang tanpa visa sah memasuki stasiun.
Aljazirah melaporkan dari Stasiun Keleti, suasana di luar stasiun sangat tegang dan para pengungsi terjebak.
"Banyak pekerja kemanusiaan mengatakan pemerintah sengaja membiarkan ini terjadi. Padahal pengungsi tidak ingin berada di sini dan ingin pindah," tulis Aljazirah.
Juru bicara untuk pemerintah Hungaria menegaskan, di dalam wilayah Uni Eropa, migran yang dapat melakukan perjalanan seterusnya hanya dengan dokumen sah dan mematuhi aturan Uni Eropa.
"Sebuah tiket kereta api tidak termasuk dalam aturan Uni Eropa," ujar pernyataan itu.
Kantor berita AP melaporkan, jumlah pengungsi berkumpul di luar stasiun Keleti telah membengkak menjadi 3.000 jiwa. Polisi melakukan patroli untuk menjaga ketertiban.
Pada Selasa (1/9), ratusan migran yang ingin bepergian ke Jerman berhadapan dengan polisi di luar stasiun yang mengadang mereka. Polisi menutup stasiun pada Selasa dan hanya dibuka untuk wisatawan dan penduduk setempat.
Polisi mengatakan 3.650 pengungsi tiba di Wina dengan kereta api pada Senin (31/8). Banyak pengungsi yang melanjutkan perjalanan ke Jerman untuk mencari suaka.