REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Para siswa difabel di Rusia mengalami hambatan mengakses pendidikan berkualitas. Sekolah di negeri tersebut hampir tidak menyediakan fasilitas untuk mengakomodasi kebutuhan siswa difabel.
Dilansir dari laman neurope, Kamis (3/9), laporan Human Rights Watch baru-baru ini menyatakan hanya sebagian kecil sekolah di Rusia yang memiliki lift yang membantu siswa difabel memasuki gedung. Buku-buku bercetakan khusus yang diperuntukkan bagi siswa penderita low-vision pun banyak yang hilang dari perpustakaan sekolah.
Kalaupun ada sekolah yang diperuntukkan bagi siswa difabel, letaknya jauh dari tempat tinggal mereka. Beberapa hal di atas menyebabkan siswa difabel sering memilih tidak meninggalkan rumah untuk mengakses pendidikan.
Kondisi memprihatinkan juga terjadi di beberapa panti asuhan yang khusus menampung anak-anak difabel Rusia. Dari kunjungan sepanjang 2013-2014 tersebut ditemukan adanya pelecehan serius yang dilakukan staf lembaga kepada mereka.
Disebutkan, anak-anak tersebut kurang atau bahkan tidak mendapat pendidikan sama sekali. Akibatnya, mereka mengalami kesulitan saat mendaftarkan diri ke perguruan tinggi atau bekerja secara profesional. Di usia dewasa, mayoritas penyandang difabel Rusia menjadi pengangguran.
Menurut Direktur Human Rights Watch wilayah Eropa dan Asia Tengah, Jane Buchanan, siswa difabel Rusia memiliki hak sama dengan kawan-kawan mereka yang tidak berkebutuhan khusus. Semestinya mereka tetap diberikan kesempatan penuh menempuh pendidikan di sekolah yang sama dengan anak-anak normal atau sistem pendidikan inklusi.
"Pemerintah Rusia telah mengatakan bahwa pendidikan bagi siswa difabel merupakan prioritas. Sekarang saatnya untuk menindaklanjuti janji ini,” tegasnya.
Pada 2012 lalu, Rusia telah meratifikasi Konvensi Hak-hak penyandang difabel. Dalam revisi disebutkan adanya tambahan layanan pendidikan agar siswa difabel bisa memaksimalkan potensi mereka masing-masing.