REPUBLIKA.CO.ID, BODRUM -- Sungguh malang nasib seorang bayi laki-laki yang ditemukan tewas di tepi pantai Bodrum, Turki. Diduga bayi tersebut merupakan salah satu pengungsi dari Suriah yang berusaha melarikan diri dari konflik.
Sebuah foto menunjukkan bayi tersebut terbaring dalam kondisi tertelungkup di pasir pantai. Sekilas sosoknya seperti sedang tertidur, namun nahas ternyata ia sudah tak bernyawa. Di belakang bayi tersebut tampak seorang petugas yang sedang berdiri melihatnya.
Balita tersebut diketahui bernama Aylan Al-Kurdi. Kakak laki-lakinya Ghalib juga tewas dalam perjalanan mereka menuju Yunani.
Dilansir dari The Independent, foto ini seharusnya mengingatkan para pemimpin Eropa yang baru-baru ini berusaha mencegah para imigran masuk ke Eropa,
"Semakin banyak imigran yang tewas saat melarikan diri dari negaranya dan membutuhkan tempat untuk berlindung," tulis Independent, Kamis (3/9).
Independent mempublikasikan foto tersebut lantaran sedang berlangsungnya krisis imigran. Sedangkan pemerintah Eropa seperti terlalu mudah untuk melupakan realitas situasi putus asa dihadapi banyak pengungsi.
Dalam foto yang dipublikasikan, jenazah bayi mungil itu akhirnya dibawa oleh regu penyelamat. Diketahui bayi tersebut merupakan salah satu pengungsi yang berlayar melintas Mediterania dengan dua kapal yang baru tiba di Yunani kemarin, Selasa (2/9).
Kapal tersebut membawa enam warga Suriah dan tenggelam setelah meninggalkan Akyarlar. Dalam keputusasaan mereka berusaha menyeberangi Aegean ke Kos yang berjarak hampir lima kilometer agar bisa masuk ke Uni Eropa.
Menurut kantor berita Turki, Dogan sebanyak tiga anak dan seorang perempuan dari perahu kecil tenggelam. Dua orang lainnya selamat setelah berenang kembali ke pantai.
Di Inggris, PM Inggris David Cameron dan Menteri Luar Negeri Philip Hammond telah dikritik agar lebih bersikap manusiawi terhadap pernyataan mereka terkait para pengungsi.
Cameron mengatakan pengungsi datang ke Inggris sebagai segerombolan dan tidak akan memungkinkan orang untuk masuk ke negaranya.
Sementara, Hammond mengatakan pengungsi adalah perampokan sekitar Calais. Amnesty International pun menyerukan komentar kedua pejabat negara itu sangat memalukan.