Kamis 03 Sep 2015 14:13 WIB

Bicarakan Krisis Migran, PM Hungaria Temui Pemimpin Eropa

Rep: RR Laeny Sulistiawati/ Red: Teguh Firmansyah
Imigran menumpuk di stasiun di Hungaria yang telah ditutup untuk mereka, Rabu (2/9).
Foto: expressnews.com
Imigran menumpuk di stasiun di Hungaria yang telah ditutup untuk mereka, Rabu (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Pemimpin Hungaria bertemu dengan petinggi Uni Eropa di Brussels untuk membicarakan krisis migran.  Dalam pertemuan, Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban cenderung menyampaikan penolakannya terhadap migran.

Saat ini ribuan migran masih terdampar di stasiun kereta api Keleti, Budapest, Hungaria. Otoritas Hungaria mencegah pencari suaka menaiki kereta meninggalkan Stasiun Keleti sejak Selasa (1/9).

Banyak pengungsi di Budapest yang memiliki tiket dan ingin melakukan perjalanan ke Austria dan Jerman. Namun otoritas Hungaria mengatakan itu tidak cukup. Hungaria juga mengaku sedang menegakkan aturan Eropa.

Akibat ketidakjelasan ini, beberapa migran terlibat bentrokan dengan polisi pada Rabu (2/9) malam.

"Kami tidak ingin tinggal di Hungaria, kami ingin pergi ke tempat manapun yang kita inginkan. Mereka memaksa kita untuk tinggal di sini," kata seorang warga Suriah, Mohammed seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (3/9).

Di tempat lain di Budapest, ribuan demonstran berbaris dalam solidaritas dengan para migran. Mereka menuntut pemerintah berbuat lebih banyak untuk membantu mereka. "Pemerintah melakukan kebijakan yang tidak manusiawi dan kurang memiliki rasa solidaritas," kata satu pengunjuk rasa, Veronika Kramer.

Pada Rabu (2/9), Jerman, Italia dan Prancis menyerukan pemerataan penerimaan pengungsi di seluruh Uni Eropa.  Italia dan Yunani mengaku kewalahan menangani banyaknya pengungsi yang tiba di pantai mereka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement