REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Menteri Perbendaharaan Negara (Treasurer) Australia Joe Hockey memastikan tidak akan terjadi resesi di negaraitu meskipun pertumbuhan ekonomi tercatat paling rendah dalam dua tahun.
Biro Statistik Australia (ABS), Rabu (2/9) merilis data pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 0,2 persen dalam periode tiga bulan hingga Juni. ABS menyebutkan hal ini dipicu oleh berkurangnya aktivitas di sektor pertambangan dan konstruksi serta menurunnya ekspor.
Menteri Hockey mengakui negara-negara yang bergantung pada sektor sumber daya alam seperti Kanada dan Brasil kini mengalami resesi, namun hal serupa tidak akan terjadi di Australia.
"Australia tidak berisiko mengalami resesi," katanya seperti dikutip media setempat, Kamis (3/9).
Ia menyebutkan saat ini sebenarnya Australia sedang mengalami transisi dari ketergantungan pada ekspor bahan tambang.
"Kini telah dua bulan sejak tahun anggaran baru, dan APBN diajukan pada Mei lalu mulai membawa momentum bagi perekonomian Australia. Kondisi bisnis di luar sektor pertambangan mencapai tingkat paling tinggi dalam lima tahun," jelas Menteri Hockey.
Menteri Keuangan Mathias Cormann sependapat dengan Menteri Hockey figur nilai tukar mata uang dolar AUS dan angka pertumbuhan ekonomi yang rendah bukanlah indikasi akan terjadinya resesi.
"Perekonomian Australia tetap bertumbuh, meskipun terjadi penurunan terbesar di sektor perdagangan dalam 50 tahun," katanya.
Pakar ekonomi Saul Eslake secara terpisah menyatakan tidak melihat kemungkinan adanya resesi di Australia.
"Namun tentu saja kini kita lebih rentan terhadap tekanan dari luar," katanya.