Kamis 03 Sep 2015 18:14 WIB

Satu Lagi Peselancar Australia Tewas di Mentawai

Ronald Schneider tewas terhempas ke bebatuan oleh ombak besar saat berselancar di Mentawai, Sumatera Barat tanggal 28 Agustus 2015 lalu.
Foto: abc
Ronald Schneider tewas terhempas ke bebatuan oleh ombak besar saat berselancar di Mentawai, Sumatera Barat tanggal 28 Agustus 2015 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MENTAWAI -- Satu lagi warga Australia dilaporkan tewas ketika berselancar di Kepulauan Mentawai. Ini kasus kematian warga Australia kedua yang terjadi dalam satu pekan terakhir.

Warga Australia bernama Adam Albert Dube menurut keterangan kepolisian setempat ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada Rabu pagi (2/9) setelah pada malam sebelumnya menghilang ketika tengah berenang di laut bersama teman-temannya.

 

Kepala Kepolisian Mentawai Reko Indro Sasongko mengatakan sekelompok turis berjumlah 10 orang tiba di lokasi berselancar populer di perairan Barat Sumatra tersebut pada Selasa. Setelah minum-minum mereka kemudian naik ke sebuah perahu dan memutuskan untuk berenang pada tengah malam.

 

"Setelah satu jam berenang mereka kembali ke kapal dan hanya sembilan orang saja yang muncul, sementara Dube tidak muncul," katanya.

 

Pencarian langsung dilakukan untuk menemukan warga Australia yang menghilang tersebut tapi baru pada keesokan harinya atau Rabu pagi jenazah Dube ditemukan. Menurut Sasongko, jenazah korban langsung dibawa ke Kota Padang.

 

Kematian ini terjadi hanya selang beberapa hari saja dari kasus tewasnya warga Australia lain, Ronald Stephen Schneider, 54, yang tewas terhempas ke bebatuan oleh ombak besar ketika tengah berselancar di Mentawai pada 28 Agustus 2015, pekan lalu.

 

Tempat berakhirnya arus ombak di lepas pantai Sumatra yang sangat terkenal di dunia ini memang merupakan kiblat bagi peselancar, terutama peselancar asal Australia yang sengaja mencari ombak bergulung yang besar dan berbahaya.

 

Sasongko mengatakan kepolisian setempat telah memberikan peringatan kepada para turis dan peselancar untuk berhati-hati selama bulan-bulan musim kemarau seperti ini karena gelombang ombak cukup tinggi dan besar dan kondisinya sangat berbahaya.

 

"Tidak hanya saat ini, arus air sangat kuat dan juga ombaknya sangat besar, tapi ada banyak pusaran air yang tidak bisa terlihat ketika berada di air tapi bisa terlihat dari atas. Pusaran air ini sangat berbahaya,” katanya.

 

ABC telah menghubungi Departemen Luar Negei dan Perdatangan Australia  untuk memastikan kabar kematian warganya.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-09-03/satu-lagi-peselancar-australia-tewas-di-mentawai/1489090
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement