REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sebuah kapal kayu yang diduga ditumpangi puluhan warga Indonesia ilegal tenggelam di pesisir Malaysia, Kamis (3/9). Insiden ini menewaskan sedikitnya 14 orang, termasuk 13 orang perempuan.
Petugas maritim Malaysia menyatakan perahu ini diperkirakan membawa sekitar 70 penumpang keluar negeri. Kapal ini sebenarnya meninggalkan Sabak Bernam di Selangor Malaysia ke Sumatra Indonesia dan kemudian insiden ini terjadi.
Badan Kekuatan Maritim Malaysia (MMEA) Aliyas Hamdan mengatakan, percakapan yang diutarakan korban yang selamat membuat mereka menduga bahwa penumpang berasal dari Indonesia. "Jika mereka legal, mereka tidak mungkin meninggalkan negara dengan cara seperti itu," katanya.
Dia menambahkan, perahu ini tenggelam karena buruknya cuaca. Ribuan migran dari Indonesia bekerja di sektor konstruksi, kelapa sawit, pabrik atau pekerja rumah tangga. Banyak di antara mereka yang bekerja tidak dilengkapi dengan dokumen ketenagakerjaan resmi.
Badan pencarian dan penyelamatan, Kapten Robert Teh Geok Chuan menyatakan, jumlah korban yang bertahan sekitar 19 orang termasuk 15 jiwa yang sudah diselamatkan nelayan. Pihaknya memperkirakan jumlah korban bisa terus bertambah.
Dia menambahkan, operasi pencarian akan dilanjutkan hingga malam hari. Pencarian menggunakan kapal, perahu, dan helikopter yang disebar untuk mencari korban selamat. Badan pencarian dan penyelamatan Indonesia mengatakan siap membantu Malaysia.
Asia Tenggara menghadapi lonjakan migran setelah 4.000 orang tiba di Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Myanmar, dan Thailand. Ratusan orang diduga telah tenggelam.