REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO – Para pemimpin Uni Eropa dituduh mengubah Laut Mediterania menjadi ‘kuburan massal’ bagi pengungsi. Ini setelah mayat dua anak laki-laki Suriah terdampar di Turki.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan, mengatakan negara-negara Uni Eropa turut berdosa untuk setiap pengungsi yang meninggal dunia saat mencoba melarikan diri dari Timur Tengah ke Eropa.
“Negara-negara Eropa, telah berubah Mediterania, tempat lahirnya peradaban tertua di dunia, menjadi kuburan massal bagi para pengungsi dan berbagi dosa untuk setiap pengungsi yang kehilangan hidup mereka,” kata Erdogan.
Tak sedikit para migran Timur Tengah, terutama Suriah, yang hendak ke Eropa nekat mengarungi Laut Mediterania. Ribuan orang tewas dalam perjalanan.
Sementara itu di bawah skema baru, pengungsi di Italia, Yunani dan Hungaria akan dipindahkan ke negara-negara Uni Eropa lain. Hal ini sesuai dengan jumlah populasi dan kekayaan ekonomi.
Bahkan negara miskin seperti Bulgaria dan Rumania akan diberikan ribuan kepala keluarga. Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, mengakui adanya pembagian antara timur dan barat Uni Eropa, untuk memaksa semua negara menerima pengungsi. “Tanpa memberikan kontrol pembatasan dan sistem kuota, kedatangan pengungsi akan menjadi masalah,” ujarnya.