REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Setiap tahun, manusia mengurangi 15 miliar pohon di dunia. Hal ini terungkap dari penelitian yang baru diterbitkan dalam jurnal Nature.
Seperti dilansir dari theconversation.com, studi ini juga memperkirakan Bumi adalah rumah bagi lebih dari tiga triliun pohon. Manusia tidak boleh berisiko membuat perubahan signifikan terhadap pengurangan pohon.
Tim dari 31 ilmuwan internasional yang dipimpin oleh Thomas Crowther dari Universitas Yale membuktikan manusia telah mengurangi pohon sebanyak 46 persen.
Di banyak daerah bahkan manusia sudah tidak bisa melihat kayu karena tidak ada pohon. Sekitar 180 ribu kilometer persegi lahan pohon yang hilang setiap tahun. Ini merupakan destabilisasi serius pada biosfer bumi.
Manusia telah lama menggunakan pohon sebagai bahan bakar untuk memasak. Serat pohon juga dimanfaatkan untuk pakaian. Adapun bongkahan kayu digunakan untuk konstruksi.
Namun yang terpenting adalah nilai keberlangsungan dari pohon itu sendiri. Satu pohon dapat menyediakan habitat bagi banyak spesies dari daun, cabang, kulit, kayu hingga akarnya.
Pohon dapat menstabilkan lereng dan jalannya aliran sungai. Sedangkan, saat mati, puing kayu dapat membentuk bendungan, kolam, dan danau.
Pohon juga bisa mengubah air tanah untuk dilepas di udara. Proses pohon menyedot air melalui akar dan mengangkutnya melalui batang dan cabang, lalu dikeluarkan melalui stomata dari dalam daun, dikenal dengan nama Transpirasi. Stomata sangat penting untuk menyerap karbon dioksida.