REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah mengatakan, kunjungan Presiden Mesir Abdul Fatah al Sisi terkesan mendadak dan persiapannya luput dari pemberitaan media. Tapi ini membuktikan kedua negara rapih dalam mempersiapkannya.
"Ini keputusan cepat, biasanya dua pekan sebelumnya media ramai memberitakan kunjungan kenegaraan dari pimpinan sebuah negara," ujar dia kepada Republika.co.id, Jumat (4/9).
Biasanya saat presiden sebuah negara berkunjung, pejabat selalu terlihat sibuk. Ini artinya kedua kedutaan mampu mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik. Tetapi, lanjut Reza, ini bisa saja karena sibuk dengan isu domestik Indonesia. Sehingga kabar kunjungan ini terlepas dari mata publik.
Meski demikian, masyarakat Indonesia kemungkinan besar tidak akan menolak kedatangan Presiden Mesir. Karena banyak kerja sama yang dilakukan terutama bidang pendidikan.
Sisi merupakan tokoh di balik penggulingan Presiden Muhammad Mursi pada 2013 lalu. Tak sedikit aktivis dan politikus di Indonesia yang mengecam kudeta tersebut. Beberapa organisasi massa telah menyatakan penolakan kedatangan Sisi.