Jumat 04 Sep 2015 14:00 WIB

Lima Cedera dalam Kebakaran Penampungan Pengungsi Jerman

Polisi Jerman mengatakan lima orang cedera ketika api melalap sebuah gedung penampungan pengungsi di kota Heppenheim, Provinsi Hesse, Jerman Barat, Jumat (4/9).
Foto: dw.com
Polisi Jerman mengatakan lima orang cedera ketika api melalap sebuah gedung penampungan pengungsi di kota Heppenheim, Provinsi Hesse, Jerman Barat, Jumat (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Polisi Jerman mengatakan lima orang cedera ketika api melalap sebuah gedung penampungan pengungsi di kota Heppenheim, Provinsi Hesse, Jerman Barat, Jumat (4/9).

Belum ada indikasi mengenai asal muasal kobaran api tersebut.

Jerman diperkirakan menghadapi lonjakan arus masuk pengungsi dan imigran hingga empat kali lipat menjadi sekitar 800 ribu pada 2015. Di Jerman telah terjadi lebih dari 100 kali serangan pembakaran tempat penampungan pencari suaka dalam beberapa bulan terakhir.

"Seorang penghuni yang mencoba menyelamatkan diri dengan melompat keluar melalui jendela dari lantai dua, cedera serius," kata juru bicara polisi Christiane Kobus dalam sebuah pernyataan.

Empat orang cedera ringan akibat menghirup asap. Lebih dari 60 pengungsi dari negara-negara seperti Suriah, Irak, Somalia dan Ethiopia ditampung dalam bangunan berlantai tiga itu.

"Api berhasil dipadamkan dengan cepat. Berdasar temuan awal, api muncul dari belakang pintu masuk karena penyebab yang belum diketahui," kata Kobus.

Polisi dan jaksa telah memulai penyelidikan atas penyebab kebakaran. Sebagian besar serangan terhadap tempat penampungan pengungsi baru-baru ini dilakukan pada bangunan kosong yang disiapkan untuk menjadi tempat penampungan.

Meski demikian, para politisi memperingatkan hanya masalah waktu sebelum ada pengungsi yang cedera. Eropa sedang menghadapi krisis pengungsi terburuk sejak perang Yugoslavia pada 1990-an. Krisis tersebut telah memperburuk sistem suaka Uni Eropa hingga titik terendah, memecah-belah ke-28 negara anggotanya serta memunculkan tokoh-tokoh sayap kanan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement