REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Komentar anti-Muslim dari Perdana Menteri Hungaria Victor Urban membuat luka bagi para migran. Komentar tersebut mendapatkan berbagai kecaman dari pemimpin Kristen dan pejabat Eropa.
"Sebagai seorang Kristen saya tidak bisa membenarkan kebijakan yang hanya untuk kepentingan 'kita sendiri'," kata Uskup Gereja Ortodoks di Inggris Angaelos kepada Christian Today, dikutip dari On Islam, Sabtu (5/9).
Ia menambahkan perbedaan harus didasarkan kepada kebutuhan masyarakat bukan berdasarkan pada agama.
Sebuah sindiran serupa datang pula dari Presiden Dewan Eropa Donald Tusk yang menyatakan ketidaksetujuan dengan pemahaman Orban tentang krisis pendekatan Kristen.
"Terkait dengan perdebatan Kristen di publik dalam masalah migran yang terpenting adalah kesiapan menunjukkan rasa solidaritas dan pengorbanan," ujarnya. "Bagi umat Kristen, tak memperdulikan apa ras, agama, kebangsaan mereka yang membutuhkan."
Tusk yang juga mantan perdana menteri Polandia mengatakan itu sebelum bertemu Urban.
Sebelumnya Viktor Urban mengatakan, ia tidak ingin Eropa dibanjiri migran yang mayoritas Muslim. Akar identitas Eropa, kata dia, adalah Kristen.
"Mereka yang tiba terus meningkat, dan memiliki perbedaan kultur yang sangat berbeda dengan Eropa. Mayoritas di antara mereka bukan Kristen, melainkan Muslim," ujar Orban kepada surat kabar Jerman Frankfurt Allgemeine Zeitung. "Ini merupakan pertanyaan besar, karena Eropa dan identitas Eropa memiliki akar ajaran Kristen."
Ia pun mempertanyakan apakah Eropa tidak khawatir jika tidak mampu mempertahankan identitas Kekristenannya. "Tidak ada alternatif lain, dan kami tidak memiliki pilihan untuk mempertahankan perbatasan kami."