Ahad 06 Sep 2015 11:54 WIB

Presiden Chechnya Salahkan Barat dalam Krisis Pengungsi

Rep: C38/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov
Foto: bbc
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov

REPUBLIKA.CO.ID, GROZNY -- Di tengah meningkatnya krisis pengungsi, Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov menuduh peran serta kebijakan agresif pemerintah AS dan negara-negara Eropa dalam menciptakan krisis saat ini. Ia mendesak negara-negara Muslim mengatasi akar masalah.

"Jika hari ini tidak ada yang bicara melawan kebijakan yang tidak manusiawi dari negara-negara Barat, esok bencana mungkin akan datang ke negara-negara Muslim," tulis Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov di akun Instagram, dilansir dari onislam.net, Ahad (6/9).

Kadyrov menyerukan kepada pemimpin negara-negara Muslim segera membahas masalah ini, untuk menyatukan persepsi dan menyelamatkan nyawa ribuan orang.

"Puluhan ribu umat Islam sedang sekarat. Perempuan, orang tua, anak-anak, dan orang muda juga. Dalam kondisi seperti ini, para pemimpin negara-negara Islam tidak memiliki hak untuk tetap diam, untuk berdiri di pinggir dan sekadar menjadi pengamat," tambahnya.

Sekitar 350 ribu imigran telah melakukan perjalanan berbahaya untuk mencapai daratan Eropa sejak Januari tahun ini, menurut angka yang dirilis oleh International Organization for Migration (IOM), Selasa (31/8).

Menurut IOM, lebih dari 2.600 imigran tenggelam saat mencoba menyeberangi Mediterania pada periode yang sama. Sebuah foto balita Suriah usia tiga tahun yang tertelungkup di pantai, setelah dia dan keluarganya tenggelam, telah memicu keprihatinan dunia sepanjang pekan ini.

Kadyrov juga menyalahkan keterlibatan para pemimpin Barat dalam menciptakan tragedi serupa di Afghanistan, Irak, Suriah, Palestina, Libya, Yaman, Aljazair dan negara-negara Muslim lainnya.

Menurut dia, masalahnya tidak dapat diselesaikan dengan hanya mengatasi konsekuensi atau mencari-cari alasan. Tapi, ini adalah apa yang Eropa dan Amerika Serikat sedang lakukan.

"Amerika Serikat dan Eropa telah menghancurkan negara-negara ini lewat ekonomi mereka, memprovokasi konflik internal berlama-lama, dan memaksa orang-orang yang putus asa menjadi pengungsi," tulis Kadyrov.

Februari lalu, Kadyrov juga mensinyalir dukungan AS dan negara-negara Barat lain terhadap ISIS. Menurut dia, isu ini dibentuk untuk menghasut kebencian terhadap umat Islam di seluruh dunia dan mengalihkan perhatian publik dari berbagai masalah di Timur Tengah, dengan harapan menghancurkan negara-negara Islam dari dalam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement