REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Hungaria akan menyebarkan aparat keamanan di sepanjang perbatasan negara dengan Serbia setelah 15 September 2015.
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengatakan akan mengerahkan polisi dan tentara di sepanjang perbatasan dengan Serbia jika parlemen menyetujui usulan pemerintah.
"Ini bukan tentang 150 ribu, 500 ribu, bahkan puluhan juta migran yang datang atau beberapa negara di Uni Eropa yang mau membagi pengungsi berdasarkan kuota. Pasokan imigran ini tak ada habisnya," katanya.
Sebelumnya, ribuan imigran dan pengungsi menginap di luar stasiun kereta api Keleti, Budapest karena kereta ke Eropa Barat dibatalkan. Pemerintah bersikeras siapa pun yang memasuki Hungaria harus mengajukan permohonan suaka di sana sebagaimana aturan Uni Eropa.
Tetapi konflik terjadi pada Jumat (4/9) ketika imigran melarikan diri dari stasiun dan berjalan kaki menuju perbatasan Austria. Tujuan mereka hanya satu, yaitu Jerman.
Seorang juru bicara pemerintah Jerman mengatakan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Orban telah berbicara di telepon dan setuju keputusan untuk membuka perbatasan dibuat demi alasan kemanusiaan.
Kanselir Austria Werner Faymann mengatakan kepada surat kabar Oesterreich ia ingin para pemimpin Eropa mengadakan pertemuan tingkat tinggi terkait imigran setelah pertemuan para menteri dalam negeri pada 14 September 2015. Para menteri luar negeri Uni Eropa yang bertemu di Luxemburg pada Sabtu (5/9) gagal menyepakati langkah-langkah keluar dari krisis imigran.