REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Korea Utara dan Korea Selatan memulai pembicaraan tentang reuni keluarga yang terpisah oleh Perang Korea pada awal 1950-an. Pembicaraan berlangsung di sebuah desa perbatasan, Senin (7/9).
Pembicaraan antara pejabat Palang Merah kedua negara di Panmunjom dimungkinkan setelah keduanya membuat kesepakatan awal bulan ini untuk meredakan permusuhan.
Reuni keluarga belum pernah terjadi sejak awal tahun lalu. Kebanyakan mereka yang ingin ikut reuni telah berusia 70 tahun atau lebih. Para orang tua lanjut usia ini ingin menemui keluarga mereka sebelum ajal menjemput.
Namun tidak sedikit di antara mereka yang gelap akan nasib kerabatnya di tanah seberang. Apakah sudah meninggal atau masih hidup. Pemerintah Korut kebanyakan melarang adanya pertukaran surat, panggilan telepon atau surat elektronik.
Reuni yang direncanakan tampaknya bukan hal pasti. Karena kerap kali rencana pertemuan gagal dengan berbagai alasan.
Beberapa analis asing skeptis tentang hubungan antarkedua Korea. Apalagi ada spekulasi Korut akan menembakkan misil satelit untuk merayakan ulang tahun ke-70 nya bulan depan. Menurut Palang Merah Korsel, sekitar 22.500 warga Korea telah berpartisipasi dalam reuni singkat.
Pejabat Korsel telah lama menyerukan agar reuni lebih teratur dan juga memperluas jumlah kesertaan orang yang ambil bagian.