Senin 07 Sep 2015 13:59 WIB

Ini Kata Pendeta Jerman Soal Migran Muslim Pindah ke Kristen

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Ribuan imigran melintasi Jembatan Elizabeth di atas Sungai Danube dalam perjalanan menuju Austria dari stasiun kereta Keleti di Budapest, Hungaria, Sabtu (5/9).
Foto: AP
Ribuan imigran melintasi Jembatan Elizabeth di atas Sungai Danube dalam perjalanan menuju Austria dari stasiun kereta Keleti di Budapest, Hungaria, Sabtu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sejumlah pengungsi asal Timur Tengah seperti Iran memilih berpindah agama setelah sampai di Jerman. Mereka beralasan hal itu akan memudahkan mendapat suaka.

Pendeta Gereja Injil Trinity di Berlin, Gottfried Martens mengatakan, beberapa pindah keyakinan untuk meningkatkan peluang mereka tinggal di Jerman bukan karena motivasi pendeta.

Banyak dari pengungsi, kata dia, yang mengalami perubahan kehidupan. Martens memperkirakan hanya sekitar 10 persen dari mualaf yang tidak kembali ke gereja setelah pembaptisan.

"Saya tahu ada lagi dan lagi orang datang ke sini karena mereka memiliki semacam harapan mengenai suaka mereka," katanya dilansir Indian Express/ Senin (7/9).

Namun, menjadi Kristen saja tidak membantu pemohon suaka. Kanselir Angela Merkel bahkan menegaskan bahwa Islam termasuk bagian dari Jerman.

Hingga kini tidak ada pernyataan secara terbuka perpindahan agama dapat membantu peluang migran memperoleh suaka. Bahkan, pengajuan suaka mereka bisa saja ditolak dan dideportasi sebagai seorang Kristen.

Beberapa migran yang dibaptis mengaku tidak mau memberikan nama-nama mereka. Khawatir dengan dampak keluar mereka di kampung halaman.

Sebagian mengatakan keputusan mereka didasarkan pada keyakinan. Tetapi seorang wanita Iran yakin bila kebanyakan orang yang bergabung dengan gereja hanya untuk meningkatkan peluang mendapat suaka.

Anggota jemaat, Vesam Heydari walnya dijanjikan mendapat suaka di Norwegia. Ia pindah agama pada 2009. Namun ia tidak juga memperoleh suaka.  Norwegia tidak percaya ia akan dianiaya sebagai orang Kristen di Iran,

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement