REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru mengatakan akan menerima 750 pengungsi dari Suriah dalam tiga tahun mendatang ini setelah mendapat tekanan kuat untuk membantu krisis kemanusiaan yang terjadi di Eropa.
Menteri Imigrasi Selandia Baru Michael Woodhouse mengatakan 150 pengungsi akan diberikan kepada warga Suriah lewat kuota yang sudah ada sekarang, dengan 600 orang lagi akan diambil dari negara-negara yang sedang mengalami konflik lewat peraturan darurat.
Selandia Baru saat ini memiliki kuota tahunan untuk menerima pengungsi sebanyak 750 orang, angka yang sudah bertahan sejak 1987.
"Sama seperti warga Selandia Baru lainnya, pemerintah juga prihatin dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di Suriah dan Eropa, yang terus memburuk." kata Woodhouse.
Langkah ini merupakan tindakan 'berbalik arah' dari pemerintahan yang konservatif ini setelah sebelumnya minggu lalu Perdana Menteri John Key menutup kemungkinan adanya penerimaan pengungsi sampai tahun depan.
Namun reaksi publik atas meninggalnya bocah Suriah Aylan Kurdi di pantai Turki minggu lalu membuat pemerintah mengambil sikap lain.
Woodhouse mengatakan langkah Selandia Baru ini mirip dengan apa yang dilakukan pemerintah terdahulu ketika terjadi krisis di Yugoslavia di 1980-an, dimana Selandia Baru menerima 600 pengungsi tambahan.
Dia mengatakan kajian mengenai kuota pengungsi akan dilakukan di pertengahan 2016 dimana kemungkinan jumlahnya akan bisa meningkat.
"Ada keterbatasan praktis dalam kemampuan kami untuk menyediakan perumahan yang cukup, penterjemah, dan layanan kesehatan, semua faktor itu harus dipertimbangkan." kata Woodhouse.
Namun, lembaga seperti Amnesty International mengatakan negara semakmur seperti Selandia Baru yang hanya memiliki 4,5 juta penduduk harusnya bisa melakukan lebih dari itu, dan meningkatkan kuota penerimaan pengungsi menjadi 1.500 orang.
"Pemerintah harus bertanya mengenai berapa banyak, bukan berapa sedikit orang, yang mereka bisa ambil untuk menyelamatkan nyawa tidak bersalah." kata Direktur Amnesty Internasional di Selandia Baru Grant Byaldon.
"Meningkatkan kuota jadi dua kali lipat adalah langkah minimal yang bisa diambil setelah 28 tahun tidak ada peningkatan."