Selasa 08 Sep 2015 15:32 WIB

Migran Muslim Kalah Prioritas di Australia

 Ribuan migran berusaha menyeberang secara ilegal ke Inggris, di Prancis utara, Calais, Senin (3/8).  (AP/Emilio Morenatti)
Ribuan migran berusaha menyeberang secara ilegal ke Inggris, di Prancis utara, Calais, Senin (3/8). (AP/Emilio Morenatti)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Abbott telah memutuskan penerimaan migran baru sebanyak 13.750 orang pada tahun ini. Namun keputusan Abbott dianggap masih terlalu minim.

Partai Buruh ingin agar ada tambahan 10 ribu migran. Adapun Partai Hijau menginginkan jumlah dua kali lipat.

Namun di luar perdebatan angka tersebut, terdapat perbincangan cukup hangat tentang siapa sebaiknya migran yang perlu diterima.

Menteri seperti Malcolm Turnbul telah meminta lebih banyak Kristen Suriah, sedang Menteri Luar Negeri Julie Bishop menginginkan minoritas Yazidi.

Salah satu anggota parlemen yang tidak duduk dalam posisi pemerintahan mengatakan kepada ABC, pesan kepada Abbott dari sejumlah anggota Koalisi jelas. "Tidak ada lagi pria Muslim".

Turnbul mengatakan, ia prihatin dengan komunitas Kristen di Suriah. "Mereka merupakan minoritas, mereka selamat di Suriah, mereka di sana sudah ribuan tahun, sejak masa Kekristusan," ujarnya.

Sebelumnya pemimpin Senat Eric Abetz juga menyerukan hal sama. Ia ingin agar Kristen Suriah diprioritaskan.

"Kristen adalah pihak yang paling teraniaya di dunia, terutama di Timur Tengah. Saya rasa dengan alasan itu masuk akal jika mereka bisa mendapatkan prioritas."

sumber : ABC News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement