Rabu 09 Sep 2015 18:04 WIB

Imigran di Lesbos Alami Kekerasan dari Aparat

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Imigran di Pulau Lesbos, Yunani.
Foto: daily mail
Imigran di Pulau Lesbos, Yunani.

REPUBLIKA.CO.ID, LESBOS -- Ketiadaan sistem penerimaan pengungsi di Lesbos, Yunani, dinilai menyebabkan timbulnya kekacauan di pulau tersebut.

Pihak berwenang diharapkan dapat segera mengatasi masalah tersebut agar kekacauan tak semakin memburuk di Lesbos yang menjadi persinggahan para pengungsi itu.

Melalui siaran pers yang diterima Republika pada Rabu (9/9), Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Lintas Batas menyatakan situasi di Lesbos saat ini sangat kacau.

Koordinator Darurat MSF di Lesbos Anna Halford mengatakan akibat kekacauan tersebut mereka juga menyaksikan tindakan kekerasan dan penggunaan kekuatan berlebih oleh polisi terhadap para imigran.

"Apa yang kami saksikan di akhir pekan lalu adalah akibat langsung dari pengaturan dan pengambilan keputusan yang kurang baik serta tidak adanya sumber daya khusus," ujar Halford.

Ia mengatakan, MSF pada dasarnya menyambut baik langkah pemerintah yang menambah jumlah perahu untuk mengevakuasi para pengungsi dari pulau. Namun menurutnya situasi krisis semacam itu akan dapat terjadi lagi, selama tak adanya sistem registrasi atau penerimaan permanen yang memadai oleh otoritas setempat.

Diperkirakan ada 20 ribu imigran saat ini yang sedang menunggu untuk dievakuasi ke Athena untuk kemudian menempuh perjalanan ke negara lain di Eropa.

Ribuan imigran tampak tidur di jalananan pulau tersebut. Pemerintah Yunani dinilai lambat dalam memproses para migran keluar dari pulau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement