REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) khawatir dengan laporan yang menyebut Rusia sedang meningkatkan aktivitas militer di Suriah.
Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan, jika benar laporan tersebut, maka hal ini tidak akan menyelesaikan konflik. Secara terpisah Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyampaikan kembali rasa keprihatinannya kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov melalui sambungan telepon.
"Jika laporan itu benar, maka ini akan menjadi konflik hebat," ujar Kerry mengingatkan Lavrov.
Menteri Luar Negeri Jerman dan Prancis juga mengingatkan hal yang sama kepada Rusia. Rusia sudah sejak lama menjadi sekutu dekat rezim keluarga Assad. Sumber Reuters di Lebanon mengatakan, Rusia telah mengirimkan personel pasukan dalam jumlah kecil. Rusia juga menerjunkan kapal pengangkut tank dan pesawat pengangkut militer.
Moskow membantah telah mengirimkan pasukan. Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, tidak ada yang baru dari kebijakan Rusia di Suriah. Rusia, kata dia, sejak lama memang secara terbuka mengirimkan senjata ke Damaskus.
"Rusia tidak pernah memiliki kerja sama militer rahasia dengan Suriah," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova.