REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Kelompok masyarakat sipil Jerman, Fluchtlinge Wilkommen meluncurkan situs website ‘Airbnb untuk Pengungsi’ yang memungkinkan warga Jerman, Austria, Prancis, dan negara Eropa lainnya untuk menawarkan kamar di rumah mereka untuk pengungsi dari Afrika dan Timur Tengah.
Fluchtlinge Wilkommen didirikan pada bulan November 2014. Situs yang berbasis di Berlin ini membantu pengguna yang bersedia menemukan seseorang pengungsi yang cocok untuk menjadi teman sekamar baru mereka.
Situs Airbnb diperuntukkan bagi orang-orang yang khusus ingin mendaftar, menemukan dan menyewa perumahan, kamar, atau apartemen. Caranya, para relawan dapat mendaftar pada laman Airbnb yang telah menyertakan syarat dan kondisi.
Organisasi eksternal kemudian membantu relawan dan pengungsi menemukan satu sama lain berdasarkan persyaratan tertentu. Beberapa orang memberikan sumbangan secara bulanan untuk menutupi sewa. Setelah proses ini dilakukan, teman kamar akan ditentukan.
Kelompok ini juga mendorong pemilik untuk membantu para pengungsi mendapatkan kursus bahasa dan magang. Pendiri Fluchtlinge Wilkommen, Jonas Kakoschke, mengatakan kepada Aljazirah bahwa ini adalah kesempatan bagi para pengungsi untuk keluar dari tinggal di perumahan.
"Perumahan biasanya ditempatkan jauh di luar kota-kota utama membuat pengungsi sulit untuk berpartisipasi dalam masyarakat Jerman. Mereka terisolasi, biasanya di suatu tempat di sebuah desa atau di kota-kota kecil," katanya seperti dikutip dari laman Aljazirah, Kamis (10/9).
Situs ini membantu badan amal lokal dan organisasi. Selain itu, menyarankan siapapun yang tertarik untuk terlibat menyumbang sebagai cara untuk membayar akomodasi untuk tamu baru mereka.
Kelompok itu mengklaim, lebih dari 780 orang Jerman telah mendaftar ke situs web mereka, dan lebih dari 26 orang telah menyediakan di rumah-rumah pribadi.
Kelompok itu mengatakan bahwa sebagian besar pengungsi mereka membantu berasal dari Afghanistan, Burkina Faso, Kenya, Mali, Niger, Nigeria, Irak, Iran, Pakistan, Rusia, Senegal, Somalia, dan Suriah.
Selain itu, pasangan menikah, rumah tangga tunggal, dan keluarga muda juga menjadi relawan. Di Frankfurt misalnya, seorang ibu tunggal menawarkan ruang pribadi untuk warga Suriah muda.
Jerman mengantisipasi menerima hingga 800 ribu orang pengungsi tahun ini.
Di Prancis, sebuah kelompok menciptakan program baru ruang pertemuan di mana terhubung antara relawan dengan pengungsi.
Sama seperti Airbnb, mereka menawarkan rumah relawan yang mau menerima pengungsi sebagai tamu. Hanya jangka waktunya berbeda, berkisar dari satu bulan sampai satu tahun.