Jumat 11 Sep 2015 06:00 WIB

ISIS Minta Tebusan Pembebasan Sandera Cina dan Norwegia

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Militan ISIS pamer kekuatan.
Foto: AP
Militan ISIS pamer kekuatan.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) meminta uang tebusan untuk pembebasan sandera warga negara Cina dan Norwegia yang tengah mereka tahan.

ISIS, Rabu (9/9)  mengatakan bahwa mereka menahan sandera Cina dan dari  Norwegia. Kelompok ini kemudian dilaporkan meminta uang tebusan untuk pembebasan mereka.

ISIS mengumumkannya dalam edisi terbaru majalah berbahasa Inggris milik mereka yaitu Dabiq dan dipublikasikan di jejaring sosial twitter.Dalam iklan itu, ISIS mengumumkan bahwa sandera tersebut dijual.

Di bawah foto masing-masing sandera, kelompok ini mengatakan: "Untuk pihak dari tentara salib, orang kafir, dan sekutu mereka, serta apa yang disebut sebagai organisasi hak manusia, tahanan ini ditinggalkan oleh pemerintah yang tidak melakukan terbaik untuk membeli kebebasannya."

Di bagian bawah itu ISIS mengatakan, barangsiapa ingin membayar uang tebusan untuk pembebasan sandera dan ingin transfer dapat menghubungi nomor telegram mereka yang telah tertera nomornya.

"Waktu yang ditawarkan terbatas,’’ ujar ISIS seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Kamis (10/9).

Namun, ISIS tidak mengatakan detail berapa banyak uang yang mereka minta atau kapan kesempatan menebus itu akan berakhir. Sandera Cina tersebut diidentifikasi sebagai Fan Jinghui, seorang konsultan 50 tahun.

Sementara itu, Perdana Menteri Norwegia  Erna Solberg mengkonfirmsi bahwa warganya ditahan.Solberg mengatakan, warga negaranya yang menjadi sandera adalah Ole-Johan Grimsgaard-Ofstad (48 tahun) dan mengatakan ia telah diculik tak lama setelah tiba di Suriah pada bulan Januari.

"Saya bisa mengkonfirmasi bahwa seorang warga negara Norwegia telah diculik dan ditahan di Suriah,"  katanya.

Ia mengakui ini adalah urusan serius dan rumit. Meski demikian, kata dia, tujuan pihaknya adalah untuk membawa pulang warganya dengan aman ke Norwegia. Namun, ia bersikeras bahwa Norwegia tidak akan membayar uang tebusan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement